Minggu, 29 Maret 2009

Wawas dan Mawas.....diversity of Pelangi,

Digayuti jenuh...,
Ada beberapa obsesi tertunda di lingkup waktu kemarin. Saat ini lagi musim ber-bual2, semoga tidak berakhir sengketa suara.
Voice of my choice.... penuhi hasrat dengar lagu pilihan ,saya-pun harus rogoh saku demi Kaset or CD grup/kompilasi band yang saya minati.
Seperti juga nasib beberapa oknum partai yang nyaLEG. Berlomba jaring suara terbanyak demi kontruksi jabatan. SOUNDernalin...., nasib tergantung celengan suara.


next,
Lalu apa beda Voice dan Sound? harfiah sama. Beda pada penerapan sisip rangkai kalimat. seperti yang tercurah pada paragraf awal diatas. Beda tipis saja...,
Suara yang saya buru demi asupan damai saku jiwa. Penuhi dengan rasa. lahan meraih "Inspirasi".
Dan ibarat sisi lain keping logam. Suara dalam hal ini "aspirasi" ternyata mendatang katarsis. sebuah nilai yang menjadi tolak ukur sebuah predikat. toh juga harus dibeli..., rogoh kocek-congkel tabungan. terlebih, jual aset berharga lain demi populasi opsi suara. mekanisme dan sistimatika diatur dalam kinerja internal partai masing-maisng. Jelas tidak dinamai Sound-System! sudah termaktub pada AD/ART. Konon katanya begitu.

Belakangan muncul pemikiran sederhana,
Akibat mengamati tabiat fenomena alam-selagi hujan turun. curva lengkung sang Bianglala. ME-JI-KU-HI-BI-NI-U. tentang konsep spectrum warna yang dikandung. memberikan sedikit pesan moral. Berdampingan itu indah, jika memang ingin dipadankan. Selaras seimbang, tanpa terkontaminasi "upaya" saling mendominasi.
Pelangi memang biang-nya spektrum warna. Adakah Persepsi pada realitas musim yang sedang terjalani kini? Pelangi adalah sebuah tatanan keberagaman. Heterogen, dari beberapa unsur paritas homogen. Gak jadi klop bila dikaitankan pada realitas wujud wahana PARTAI.
Pelangi, di-pilah-2 berdasar pilihan opsi warna favorit. Bukan lagi bernama Pelangi. (gak pantes !!!) sebab telah alami pilih-pilah tabiat ECERAN. Warna yang di-ecer lebih identik dengan struktur kontruksi tematis lingkup sejenis. Apapun penjabaran-nya...,


muara akhir,
Bhinneka Tunggal Ika serasa lebih singkron dengan hakikat Pelangi. Simbolis wadah guyub - Kubangan varian warna. individu bergelut populasi, Laskar Pelangi.

GoBLOG... Beneran!!!!!!!

Akibat gak bisa tahan diri..., jelma diri jadi titisan bocah, NEW KID on The BLOG....., otak-atik lagi... berkecimpung olah disain. Ala kadar-nya... peranti lunak... software ewer-ewer-ewer!
Gak papa deh... seandai-nya ntar di kutuk jadi GOBLOG bneran!
yang penting masih bisa berbuat demi maslahat.
Silahkan cuci mata.... semoga klilipan pana aneka plat GOBLOG dibawah ini.













gili MENO_pause,


Meno-Juni 2005


Jedah waktu pada kunjung Meno....
I got MENO-pause, 4 years left behind!!!!!



Anganku terlampir.... hampar surgawi.....,

pada genang danau air asin...
pada belibis...si itik Nonong...
pada petani garam, keramahan warga...,
pada sunrise megah di selasar Rinjani... selalu tawarkan pagi hangat.
pada semilir angin di celah tegak Cemara...
pada teduh rimbun Manilkara kauki
pada gatal pasir di sela jemari kaki
pada denging nyamuk pengusik nyenyak dengkur
pada kutat mandi-air tawar, tampungan hujan via talang
pada debur ombak pesisir
pada lereng terumbu... gerak-gerik biota basah.
pada kelembutan hati yang berdesir...
pada sunyi-lengang... malam-malam sakral,
tengadah tahajud, luruh semesta sujud....,
taburan bintang.... menyatu singgasana galaksi.
hadir.... kembali lahir,



pada-mu Negri,
di-1 sudut TANAH-AIR

see it thru the serial image on http://cerita-photo.blogspot.com,


Jumat, 27 Maret 2009

FACIAL MASSAGE....,

daripada NGIRI lebih baik berKREASI...
INI PESAN bagi sesama blogger se-Indonesia Raya...
sekaligus berbagi efek NARSISholig di lahan maya...

TALK LESS... WRITE MORE
TALK more... get TUMOR

let's
champaign to bulid our-self....
no matter they said us as Political ERROR
start poin from U by U

SILENT IS GOLDEN

Rabu, 25 Maret 2009

olah logo sederhana....,

3 hari kemarin,
Awalnya silaturahmi teman seangkatan kuliah, sekalian kirim paket tujuan Surabaya. Sobat saya ini sudah hampir 10an tahun geluti bisnis ekspedisi. Track record-nya lumayan panjang. hingga memutuskan bikin usaha mandiri. Ndilalah, saya kbagian "urun" sedikit ide perbaiki design logo CV-nya yang bgitu sahaja. Kata bErEsS singkatan "Berkat Express". sinyalemen gelut prosesi dan ber-profesi selama ini.
trus saya cuma dibekali contoh dan sedikit coretan pendamping.... see below!



Next,
saya sekedar olah pake Paint. blom juga sempat pelajari corel lebih mendalam. jadi masih cari simple-2 saja. Masukan-nya begini...,
  • Jangan tampilin 2 warna kontras. terkesan saling mendominasi. ikuti filosofi keseimbangan unsur yin-yang. buat penampilan saling mendukung berbekal pesan warna.
  • mungkin ini kategori Copy Writing, me-LOGO-kan Huruf/Font. dan pilihan huruf mutlak jadi pertimbangan. agar Eye Catching. biar kelilipan mata konsumen dan mengundang animo, sbg tujuan akhir.
  • minimalist is the best, tapi gak kurangi makna terkandung. Usahakan gak boros warna - ber-efek mahal cetak printing/sablon.
opsi warna & kandungan pesan :
ORANYE : kecerian, binar semangat diselingi kegembiraan.
Dark BLUE : keteguhan, kedalaman berpikir. (Pondasi absolut pada kotak bawah)
Putih : ketulusan
Kuning : warna pelengkap background, alternatif logo ber-bingkai.

pilihan jenis Huruf/Font;
Kata bErkah exprEsS dipilih huruf yg watak tegas, dinamis dan gak neko-2. saya hindari opsi classic, terlebih pilihan standar umum Times New Roman. (Romantika yang terbaharukan?). well, saya memang agak "rewel" tentang opsi huruf. Sebisa mungkin mencari yang ada korelasi dengan muatan disain yang saya susun.
finally, Opsi font "Courier New" untuk kata Handling Delivery saya rasa cukup mewakili. sebab seolah bermakna "KURIR BARU"= pembaharuan Bidang usaha. Narsis banget? yah memang harus gitu!

Dan jadi-nya seperti dibawah ini, dengan varian olah inovative yang juga ala kadar-nya. Patut saya syukuri, ternyata si teman ini menerima dengan hati lapang. At least, saya bisa berbuat sesuatu demi sahabat.







Selasa, 24 Maret 2009

Senjata Tradisional khas Lombok

Wacana LOKAL

........,

Keterlibatan saya di kancah ini sebenarnya tidak jauh dari unsur kaji sejarah. Berawal dari minat terhadap keris. Apapun jenis dan asal-nya. Terpasung risih silam pengalaman bawa tamu mancanegara. Selagi aktif jadi guide pariwisata. Satu senja kongkow bareng tamu asal Belanda di pondok Siola – Sambelia. Terjebak bahasan tema keris. Akibat kurang “ngeh” saya jadi blingsatan asal jawab. Padahal benar-benar blank lini pengetahuan sejarah terkait. Sekedar upaya tutup diri, buta sejarah budaya sendiri. Gak kurang akal. Alur dialog saya giring pada koleksi museum Leiden. Se-olah sisip protes “halus”. Stok sejarah bangsa kami banyak raib. Diangkut secara simultan dimasa era kolonialis. Jadi sebuah nilai wajar kalo mayoritas generasi kami gagap sejarah sendiri. Namun dialog tetap junjung kadar etika. Interaktif dan mengalir alun kompromis. Demi jaga mutu jasa layanan… dan kondite citra ke-pariwisata-an, khas oknum daerah. Ach! Terlalu muluk!!! Yang jelas demi citra personalita.

Apakah cukup? Jelas enggak!!! Diganjar “sesi” tadi bikin saya gerah. Terpacu diri sekedar penuhi hasrat kais ilmu. Gak rela dibilang buta budaya, awali aksi gerilya. Dari sekedar referensi wacana maupun nimbrung pedagang barang antik, khusus keris. Kadang berbekal koleksi pribadi seada-nya untuk modal ajang dialogis. Sekedar varian Badik hibah pihak keluarga - jalur Selayar-Sulawesi.


Minim referensi

Penulusuran ini sedikit tersendat. Setiap kali kpingin menulis tentang keris Lombok, saking terbatasnya narasumber dan kajian pustaka. Cuma ada 2 kitab pendukung, keluaran pihak Museum NTB dan buku berjudul “Keris Lombok” karya Lalu Djelenga.

Tetap saja ada satu missing Link, yang patut dipertanyakan. Terutama perihal kejelasan silsilah keris Lombok. Terkait kriteria “Tangguh” (relevansi tahun pembuatan-gaya & campuran bahan baku). Tidak salah kalo Riyanto Rabbah (wartawan) dengan tanpa ragu menulis artikel berjudul “Keris Lombok, Pusaka tanpa Mpu”. Hasil acuan browsing - penelusuran jejak via internet. Alibi dan prediksi-nya tidak jauh dari muatan referensi buku Keris pihak Museum.

Kenyataan, bahwa keris Lombok lebih mirip gaya keris Bali dan keris Sumbawa lebih mengacu gaya keris Sulwesi Selatan (Bugis Makasar). Bukti otentik yang ditengarai adanya 2 lintasan budaya Keris yang masuk mewarnai NTB. Lintas utara (Bugis-Makasar) masuk NTB bagian timur (p.Sumbawa). Lintas barat melalui Bali masuk ke NTB bagian barat (p.Lombok). Kemungkinan berlangsung era keruntuhan Majapahit (abad 15), sehingga Lombok menjadi perebutan kekuasaan antara kerajaan Klungkung-Bali dan kerajaan Goa-Makasar. Berakhir dengan perjanjian Sagening tahun 1624. Yaitu antara Raja Dalem Sagening (Klungkung-Bali) dengan Raja Alaudin (Goa Makasar), yang menentukan pembagian wilayah pengaruh keduanya. (buku KERIS – NTB, halaman 14)


Apakah cukup? Bila “jeli” ada sebuah sebuah prediksi yang cukup menarik untuk ditelaah. Kajian unsur pamor antara keris Lombok dengan Sumbawa. Di buku yang sama, KERIS – NTB, halaman 19.

Disebutkan.., Unsur pamor keris Lombok lebih jelas dan bervariasi. Berbeda dengan keris Sumbawa yang kurang gemerlap dan cenderung monoton. Keris Sumbawa diperkirakan memakai bahan pamor dari Luwu-Sulsel. Diperoleh dari pengolahan biji besi. Berbeda dengan pamor Prambanan yang diperole dari batu Meteor. Bongkah meteorit yang relatif besar pernah jatuh di sekitar candi Prambanan pada abad 18. Keris Lombok diprediksi memakai pamor Prambanan karena penamnpilan pamor yang tampak cemerlang. Bernuansa warna putih kebiru-biruan.


Analisa pribadi

Secara perlahan tapi pasti, saya-pun kian memendam penasaran. Tertarik akibat tema pertemuan 2 lintas budaya perkerisan di NTB. Gali kajian ini tentu saja berupa opini terselubung minim pengetahuan, starting poin dialog dengan si bule Belanda. Agar sedikit terkuak nilai sejarah silam yang membatasi bak “tabir misteri” yang ingin segera saya pecahkan. Sehingga tidak terjebak antara realita dan mitos. Sekalipun gak bisa di pungkiri, pada sejarah kadang termuat konten legenda, mitos dan sejenisnya. Yuk mulai….,

Ajang rebutan “pamor” kekuasaan,

Bertemu-nya 2 lintas budaya tadi setidaknya sudah cukup jadi indikator, bahwa memang telah terjadi “hasrat” ekspansi dari 2 kutub otorita kekuasaan. Selalu diwarnai nuansa politis, teori kekuasaan. Masing-masing kubu berkehendak raih kredit poin dari sebuah obsesi.

Tidak jauh dari apa yang terkandung pada filosofi pamor (motif) keris itu sendiri. Motif adalah pola, kian sisip daya setelah membentuk “motivasi”. Terlebih bila pamor/motif kian dipercaya memberikan pengaruh magis bagi pemilik keris. Contoh-nya, pamor Beras Wutah dipercaya mampu memberikan efek daya magis berupa kesuburan dan ketentraman bagi pemiliknya. Next, pamor Susun Gunung berimbas pada peningkatan yang kian menanjak(karir maupun pangkat). Diciptakan hanya bagi pegangan kaum bangsawan. Sekaligus dibumbui dogma kasta… strata pamer-pamor.

kian ter-motivasi berarti semakin mengIMANi. Kadang mitos berhasil membutakan nurani. Trust me!!!

Terkait fungsi, keris juga dianggap sebagai Tanda atau Lambang Kekuasaan (Keris NTB-hal.28). Raja selaku pemegang kekuasaan tertinggi memiliki wilayah territorial kerajaan. Keris adalah salah satu maskot kekuasaan. Ketika terjadi pergantian takhta generasi juga dilakukan prosesi simbolis alih kekuasaan berupa penyerahan keris.

Saya-pun dulu (tahun 90an) kerap heran, ketika pernah terdengar isu bahwa ada ditemukan makam GajahMada di tanah mbojo (Bima-Sumbawa). Padahal menurut sejarah beliau itu moksa. Gaya wafat me-raib diri. Yang sejak itu bermunculan isu by isu, makam beliau nongol di beberapa tempat di wilayah Indonesia timur. Benarkah sakti mandraguna??? Atau memang sengaja diGUNAkan demi kepentingan rana politik yang bercokol saat itu. Demi sesuatu creaTIPs - alibi mitos……,


Waiting something boring…., tapi ada juga hikmah yang muncul belakangan. Terbui penasaran, kini kian terkuak dengan munculnya berita di Koran lokal, Lombok Post. Disekitar tahun 2008, selagi Gubernur Lalu Srinata masih aktif menjabat. Mendapat sebuah anugrah kehormatan KERIS dari dinasti keraton Solo. Inti materi, dianggap sebagai figure yang berhasil melestarikan budaya lokal setempat. Sebulan kemudian, muncul feature Koran, bahwa, lagi-lagi pak Srinata mendapat hibah sejenis. KERIS dari pemerintah daerah – otorita Sulawesi Selatan. Juga dianggap sebagai figure konservasi budaya lokal.

Sirkulasi fluktuatif sebagai gerbang afiliasi sebuah otorita? Entahlah… ini sekedar opini, bagi daerah yang dulu pernah bergelar Sunda Kecil. Kecil-Kecil Lombok Rawit!!!!


Keris dan kenapa selalu harus Keris? Etimologi dari varian bahasa, Curiga…kadutan…keris…sampari. Terlebih comot English singular - Creese (serapan asli bahasa IndONEsia), plural - jamak berarti Creeses. Semoga tidak terpleset silap lidah, sebut “KRISIS”... Krisis kepercayaan diri… krisis karakter. Silak tampil luwih ber-budaya… punyai BUDI miliki DAYA.

Akhiru kalam, secara halus saya ingin hanya ingin berujar. Mada (saya=bahasa Bima) bukanlah Gajah, laksana hewan “mitologi” kendaraan politik. Berbelalai panjang, kuping lebar-tipis, tubuh bengkak, bjibun tenaga. Sejak era Mammot (gajah rumbai) bernasib tunggangan manusia.


NOte :

untuk lebih spesifik wacana mengenai senjata tradisional khas Lombok dan Sumbawa, silahkan kunjungi blog saya yang lain di http://butik-etnik.blogspot.com/



Pesan moral…pesan Normal,

Jaga-lah (jangan JAGAL) aset budaya..biar gak diserobot bangsa lain. Di-aku2.. diklaim milik mereka hanya alasan blom sempat di-patenkan.

Senin, 23 Maret 2009

Kompetisi BLOG....,




Ada peluang mencoba ajang kompetisi. Ternyata saya kurang pahami KEYWORDS wajib yang kudu masuk dalam posting salah satu artikel....., ada berbagai pilihan.

Keywords Wajib adalah kata kunci yang wajib ada pada tulisan dengan jumlah minimal 2 dari daftar berikut :

1. Djarum Black
2. Djarum Black Slimz
3. Djarum Black Slimznation
4. Djarum Black Motodify
5. Djarum Black Night Slalom
6. Autoblackthrough
7. Autoblackthrough goes to campus
8. Blackinnovationawards
9. Blackinnovationawards goes to campus
10. Black In News
11. Black Car Community
12. Black Motor Community
13. Black Community


sekedar bgini cukup? ntah-lah...., cukup COPY-PASTE saja sebuah upaya tehnis "wide spread" empu-nya gawe. Namun penuhi kelayakan parameter posting-an...., semoga saja content yang terlampir dalam blog ini bukan diklaim sebagai karya Jiplak.
the Djarum Pentul GO-Blog Competititon...., tim juri bakal kempes-in satu persatu dalam babak penyisihan peserta. totok jalan peredaran "darah" posting tiap peserta yg ke-tau-an pungut materi tanpa ijin? babat plagiaris.....
KOg jadi mlenceng jauh pada terapi Tusuk DJARUM!!!!!!!


apa mau dikata,
AKU-pun TOUR on the track of virtual circumstance.......ingkang jagat Moyo-podho ndeprok, tepos seliro... mboten kanggo dingklik!!!! ati-ati ke jojo Dhom Bundel....,

Anugrah hari ini.....,

Genap setahun,
sejak tempati rumah kecil kami. tepat pula dengan hari Ulang Tahun Gingga. hari ini juga ada 1 transaksi perdana via lapak maya yang saya kelola. hingga sore ini, muncul lagi hadiah or hidayah lain. Kiriman katalog Kartun dari Stuttgart yang bertema Passion for Travel. ternyata ada salah satu karya saya yg berhasil masuk kategori seleksi reprentatif. syukurlah.... Alhamdulillah. ini kali ke-dua.....,





Minggu, 22 Maret 2009

4 tahun Gingga

Tapal Batas..... 23 Maret 2009




selamat ulang Tahun ke-4 buat anak-ku tercinta, Gingga Izzaty Madyan....,
semoga tetap berseri dan berbinar... warnai jagat nirmala,
doa kami semilir nafas yang terhembus,
sepanjang setapak alur langkah,
jadi-lah terbaik... teladan bagi adik.

kelak, akan kamu lewati pembatas itu....


Selasa, 17 Maret 2009

NO COMMENT (?????)


HERAN..., kolom feedjit kadang bjibun visitor tapi gak blas ninggalin komentar.
ayo...para pengunjung, beri tanggapan dikit!

for all visitor, please leave anything comment for other capacity in this blog! I need circulation .... give your re-action.... Don't make me feels like monolog-ism.



Makasih.... thanks a lot....matur tampiasih.... matur nuwun....,



Minggu, 15 Maret 2009

album NIKAH Alfian & Titik.....,

8 Maret 2009
selamat menempuh Hidup baru bagi k2 mempelai. semoga lekas "sembuh"...
sedikit merepotkan jadi tukang photo...., jump session. di 2 jadwal beda rombongan tamu yang berbondong datang. gak masyalah kalo beraksi sendirian. tapi ada oknum penyerta lain yang mulai dirundung jenuh.
liat ekspresi Yanti yang sudah klipet pangkat 3.... while Gingga masih easy going selagi masih ada suguhan buah rambutan.
a life memorial....


format pasukan Koade ini berkiprah usai akad nikah, yang jelas bunyi akad Nikah sendiri BUKAN terlontar macem bgini :

"saya terima "Nikmat"-nya anak bapak, dengan mas Kawin seperangkat alat SELAM... dan emm-emm hehehe..., seperangkat organ intim terpasang lunglai"











sambut "PAGI" Sembalun



11 Maret 2009
Diganjar hawa dingin bukan halangan bagi kami olahraga pagi. melintasi setapak kampung, jenguk Rumah Adat- Desa Beleq (desa besar). lokasi cikal bakal peradapan Sembalun di mulai. (Sembalun O Km). Kondisi-nya cukup mengenaskan. tinggal 2 rumah utuh dan 1 lagi jelang ambruk. Gak ada dukungan perhatian dari dinas Pariwisata Lotim.
Entahlah sebab apa, apakah upaya "bergulir" membasmi Habitat dan Tabiat sejarah Islam Wetu Telu. Bisa jadi, bila dikaitkan bentrok otorita kekuasaan utara-selatan, dari sejarah klasik antara 2 kubu. Islam wetu 3 dan Islam wetu 5. penuh Plesetan mitos. Gak cukup kilas ungkap disini.


Anyway,
potret on the stage. Kami sedang hinggap diatas gunung Selong. tepat 30 meter diatas zona Rumah adat. Sedikit tanjak 1 punggungan lagi ada gunung Tapak Dara. Menyambut benang-benang sang surya yang perlahan muncul di belahan celah Jurang Malang - arah timur jauh.
BLOM MANDI...... alergi dingin!!!!!!



next, see some image on http://cerita-photo.blogspot.com



Sabtu, 14 Maret 2009

Abadi-kan Edelweiss….,







Ganyang 2 hari survey ternyata ada saja sisip hidayah gak sengaja. Seolah jadi terkenang bait lagu berikut ini : Indonesia tanah air beta… Pusaka Abadi nan Jaya…,
Beranjak dari Aik Bukak, hujan sudah mulai mengguyur. Perut kian terasa keroncongan akibat guncang aspal tak rata. Sengaja pilih jalur tembus Kopang. Sengaja tahan lapar saking pingin-nya idam rasa pedas sajian ayam Rarang. Obsesi terpenuhi lanjut tancap gas belah hujan. Sejenak mampir servis Tissot dibilangan Pao’Motong. Dan bergegas lagi terobos sisa gerimis…, susuri aspal tuju Lemor dan panjat tanjakan Sapit. Tiba-lah kami di Jurang Malang. Gapura puncak menuju Sembalun Bumbung. Mobil sengaja saya hentikan agar 2 rekan puas panen sajian bentang alam. Namun buat saya sendiri ada agenda khusus! Jarang kesampaian tiap kali saya babat jalur ini. Mengamati sekaligus memotret jibun Edelweiss yang menempel sepanjang pematang tebing. Sederhana saja. Teringat kisah basi para pendaki, ngotot naik gunung. Pulang bangga dengan setangkup Edelweiss. Disini… di punggung anak Rinjani, begitu mudah saya raih. Tanpa pernah terpikir boyong Mataram. Kalo-pun berniat motret, ini-pun sekedar alibi “ABADI-kan” momen untuk kontribusi blog. promosi wisata kurang-lebih. Sayang-nya masih pada kuncup. Belum merekah-ruah saat jelang Agustus nanti. Yakin pemandangan-nya kian bestari….,

Apa yang berkesan? Belum! Selain berkesempatan inap di rumah sahabat bernama Nanang Nugraha. Nuansa berhawa dingin. Kontras dengan di-areal zona “bawah”. Malam lebih menggigil, terutama saat wudhu. Apapun kondisi demikian nikmat terjalani. Wait! Ntar saya tulis artikel tersendiri…. Be patient. Hajat kunjung-pun terpenuhi. Singkat kisah berpulang kami ke Mataram. Lagi-lagi tahan lapar untuk sebuah janji kenikmatan santap. Kunjungi RM Sekarbela. Semata demi ayam bakar bumbu Seraten. Memang cocok sebagai tujuan wisata Kuliner. Super pedas…bersanding manis gula merah. Ambil opsi paket dan dapatkan varian menu. Plecing Kangkung, Pecel, Sop ikan bumbu kunyit (berasa Palumara) dan Sop buntut nikmat khas rempah (gak bisa dipungkiri ada kecrut suas tiram).

Malam tiba,
Seolah ketiban hidayah hari. Entah diterpa angin apa…ungkap seseorang. Yang jelas nama saya memang ber-unsur angin! Seorang kerabat telpon ada tawaran koleksi arloji lain. Michel Jordi – Geneve. Seri 1991. Sedikit unik karena spesies ini merupakan item produk peringatan 700 tahun berdiri-nya Negara Swiss (1291). Dial bertatah gambar Edelweiss berikut strap kulit bordir gambar senada. Silver solid base-made, menurut referensi rekan hobi sejenis.
ABAI disilam… sempat ter-ABADI-kan baur kemarin. Saya ibarat terganjar anugrah tersendiri. MJ Serial Edelweiss sengaja dibuat sebagai perlambang Ke-ABADI-an SWISS sebagai pusat arloji dunia.
Thanks to my country…. Pusaka abadi nan Jaya….,

Potret Masyarakat Pinggir Hutan




Selasa, 10 Maret 2009


Masih bernaung dalam kegiatan survey Samanta. Upaya akomodir daerah percontohan ideal bagi tersalurnya dana CSR (Coorporate Social Responsibilty). Kali ini anjangsana kami fokuskan di wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Namun tetap dengan korelasi koridor tema fokus lembaga, Kehutanan.

Kami memasuki pecah simpang aspal, menuju daerah Aik Bukak. Berbelok lagi tuju arah jalur kawasan wisata Benang Stokel (pernah saya singgung dalam 1 artikel khusus). Ini nama tempat air terjun aset lokal. Selain stok 2 air terjun lain yang berada di beda level diatas-nya (up-land).

Benang Stokel identik dengan cerukan alir sungai jalur tetes terjun air. Saya prefer juluki “jurang-jurang eksotis”. Konon nama ini menurut warga disesuaikan dengan format ukur-ulur benang. Segumpal “Benang putih” yang biasa dipakai tukang bangunan, medium rentang ukur habis ketinggian sang jurang.


Kami mampir di tempat sentral oknum LSM lokal dan Kepala Dusun. Beliau-beliau bertindak selaku guide kami. Sasaran survey kami adalah masyarakat tepi hutan (HKM), penghuni zona penyanggah di dekat Benang Stokel. Hutan Batu Kliang, termasuk bagian Desa Aik Berik – kecamatan Batu Kliang Utara.

Berisi komunal yang kian bertambah jumlah-nya. Catatan resmi statistik desa tahun 1996 berjumlah 75KK. Status kawasan sendiri merupakan bagian Hutan Lindung. Sempat gundul di era lampau. Hingga dilakukan upaya reboisasi pemerintah. Tahun 1970 ditanami Lamtoro tapi gagal. Menyusul tahun 1975 digalakkan lagi tanam tegakan Mahoni. Cukup berhasil, hingga meraih juara 1 kategori lomba penghijauan kawasan tingkat nasional.

Masyarakat hutan inilah yang berperan dalam proyek reboisasi tersebut. Awalnya segelintir penduduk “blok” ini memiliki rumah terpisah jarak didalam hutan. Atas sebuah nilai “kebijakan” mereka diperbolehkan menempati kawasan pinggir hutan – zona penyanggah. Namun dengan status “titip” ibarat panti joglo.. bukan jompo!. Adapun langkah kemudian adalah menunggu “kebijakan” lain. Wishdom’s Waiting List…..,


Nama blok ini cukup unik, Tambeng Keke’. Tambeng bahasa lokal bermakna bentuk jenis akar papan. Keke’ berarti gigit. Secara langsung gambaran “cermin” sebuah keprihatinan yang diderita warga setempat. Sekedar penuhi hasrat pangan, sampai gelambir akar pohon-pun rela disantap. Mungkin terasa sedap beserta guyur kecap ABC dan sedikit colek sambal. Kira-kira begitu…..,

Cukup mengenaskan memang. Rumah huni berparas gubuk. MCK ala kadar-nya. Graha sapi hanya berjarak interval gang kurang 2 meter. Sangat wajar berpengaruh pada tingkat kesehatan rendah. Musim tertentu terkena wabah kolera. Masih pula dibayangi waswas malaria, ternak nyamuk efek lembab rimbun kanopi mahoni. Belum tergapai fasilitas listrik, kecuali genset kecil suplai daya bagi nyala radio komunikasi-HT. itupun hanya tampak di salah satu rumah tempat kami nangkring lakukan wawancara. Keamanan ternyata isu rentan lain. Dengar kisah miris, seorang warga pernah dibacok kapak persis tengkuk belakang. Malam disantroni, perampok berbekal “info” korban-nya menyimpan uang sebesar 400ribu Rupiah. Info yang mungkin cuma isu. Merasa tidak dituruti mau-nya, si korban dihadiahi cidera berdarah. Kini meninggalkan cacat pendengaran. Syaraf di otak kecil-nya malfunction.

Sarana pendidikan cukup jauh. sekolah hanya bisa ditempuh 1,5 hingga 2 Km jalan kaki untuk kemudian sambung kendaraan pengangkut hasil bumi. Memang bukan masalah bagi kami ber-Taruna. Melibas liuk setapak tanah dan kubang lumpur sejak belah simpang gapura teras Benang Stokel.


Ada juga berita menggembirakan. Ternyata dengan pola aktivitas HKM ada warga yang mampu kuliah-kan anak-nya. Sebuah geliat upaya rubah keadaan, moga saja. Hati kecil saya sebenar-nya ogah nulis pernik asa tersebut. Khawatir nanti dimasukin hati oleh pihak tertentu pemerhati instansi terkait. stake holder yang mesti-nya tergerak untuk lebih dini antisipasi kebutuhan warga.

Ntar muncul bisikan was-wasil honnas pada “mereka” untuk berkilah. Buat apa diprioritaskan toh bisa bangkit dari keterpurukan. Meski dengan terseok-seok. Padahal kebijakan dan amanat derita rakyat terletak dipundak mereka demi mereka ini.

Bila masih ada spesies “mereka” ini, andai boleh memilih. Sebagaimana ujar Robert Malthus tentang teori kependudukan. Kepadatan penduduk hanya bisa dikurangi oleh sebab natural, bencana alam misal-nya. Semoga saja bencana buatan (artificial disaster) olahan para pengelola amburadul kebijakan inilah yang duluan terbasmi oleh hukum sebab-akibat. Mereka sudah kudu dan rela masuk karantina pusat rehabilitasi jiwa. Akibat terforsir penat nikmati suguhan tahta duniawi….,


NotaBene-Ran!

Ada yang merasa keberatan dengan isi materi, silahkan tinggalkan pesan dan identitas asli di rubrik komentar. Luapin saku amarah bila itu mampu memangkas rasa ber-Dosa yang anda tanggung selama ini. SEBALIK-nya, bila artikel ini membawa maslahat dan pesan moral, kandung bibit pencerahan dan apa-pun istilah. Silahkan share dengan kemudahan fasilitas antar jejaring. Moga imbalan pahala diganjar bagi bekal akherat kelak. Setulus niat tiap individu….,