Senin, 27 April 2009

kunjung Bayan... opsi CSR


Jumat, 24 April 2009.
sejak 2 bulan lalu baru kali ini benar-2 terwujud kunjung lokasi atap Bayan. klise saja, Guide lokal yang kami harapkan bisa dampingi berhalangan misi caleg. Kunjung ke-dua kali, sekedar upaya titip materi kusioner pendataan warga pranata "Bangket Bayan". Gak juga berhasil terealisasi. Masih ada acara adat...., bertepatan peringatan maulid Nabi.
Akhirnya,
atas rekomendasi rekan LSM, Koslata dan personil Walhi. Pihak Samanta dianjurkan menemui Bapak Rianom. profil budayawan lokal berprofesi guru. Rumahnya unik. tepat berada di tepi tebing. Menghadap kanvas langit dengan jebul puncak Rinjani. Mata serasa dibasuh penuh nuansa hijau. Rumah ini juga berkategori Rumah konservasi. Pada jam tertentu para monyet datang menghampiri. Sekedar rutinitas feeding. konon baru 2 bulan ini berlangsung proses pembauran. Manusia...hewan...dan habitat sekitarnya.

Maaf saya blom bisa banyak berkisah. Jenguk atap Bayan... ternyata saya banyak menuai hikayat etnis tersendiri. seolah kembali bergaul dengan ilmu terapan sosiologi. masyarakat dan cermin budaya lokal yang mewarnai. sketsa etnografis....,
Alasannya, beberapa lokasi harus kami lalui dengan jejak kaki. menelusuri lembah... jenguk hutan..., ikuti alur sebuah tatanan khas dari sebuah komunitas. Cukup melelahkan!... sudah jarang olahraga. tapi berkesempatan himpun ion negatif....anugrah alam.
diganjar ngos-ngosan.... harus terbayar dengan pijat khusus.
Ntar saya lanjutin lebih detil.


see yea...,



Jumat, 24 April 2009

Nasib NASIR

.......,
hari ini tanggal 25 April,
saya blom bisa kontrol perkembangan belakangan si NAsir.
malam (21 April) usai posting artikel Nasir.... bsok pagi-nya (22 April) saya kunjungi DASI (Dompet Amal Sejahtera Ibnu-Abbas) lembaga donor kemanusiaan afiliasi para kader PKS. lumayan dapat respon. mereka segera kirim Tim anjangsana lokasi. at least sdh saya tempuh cara lain.

tanggal 23 ternyata Nasir naik berita di Lombok Pos. para wartawan bondong datang.... ini jg kata si teman peliput berita. Apakah efek dari geliat blogging? entahlah! yg jelas saya sangat berterima kasih pada rekan jejaring yg sudah bikin tulisan itu terLINK di Lintasberita. siapa-pun anda... siapa-pun kalian. Makasih..... kita berbagi biar saya gak ktimpa efek Riya'

pak Kadir, tokoh masyarakat sudah saya konfirmasi via SMS. jawabnya sudah ada yg peduli, seorang Hajjah. Sekretaris Lombok Pos. nama-nya Hj. Nenny.
syukurlah. terlepas dari apa motivasi tolong....., siapa cepat semoga dapat hidayah terkait niat.

herannya,
kog gak ada para Caleg yg menang tergerak hati. biar pamor-nya kian bersinar. mumpung ada momentum tepat. terlebih yang KALAH, tumpas penyakit hati dengan berderma yang sesungguhnya. Bukan demi suara... bukan demi pentolan partai....bukan demi tim sukses yg terbukti gak SUKSES. tapi semata demi unsur kemanusiaan... humanisme....,


DEMIkian....,

Selasa, 21 April 2009

voice of my choice.... on Lyric

Sleeping Child....
saya pernah resapi dalam lirik lagu ini. Alasan-nya, syair pembuka tercantum kata Milky Way. kabut susu... bermakna Galaxy. bukan narsis buta. saya seolah punya keterikatan khusus dengan lagu ini. Entah kenapa....????? dan ini perihal RASA... sudah lampau.

Tibalah Hari ini....,
gak "sengaja" saya dihadapkan pada hadirnya kasus si NASIR... korban Smack-Down.
terkuak... terungkap pada fakta yang ada. sirkulasi nasab barangkali....,
silahkan dengar....sambil eja syair-nya.

hadiah bagi NASIR...., bisa jadi.


SLEEPING CHILD by MLTR


The Milky Way upon the heavens
is twinkling just for you
and Mr. Moon he came by
to say goodnight to you

I'll sing for you I'll sing for mother
We're praying for the world
and for the people eveywhere
gonna show them all we care

Chorus:
Oh my sleeping child the world's so wild
but you've build your own paradise
That's one reason why I'll cover you sleeping child

If all the people around the world
they had a mind like yours
we'd have no fighting and no wars
there would be lasting peace on Earth

If all the kings and all the leaders
could see you here this way
they would hold the Earth in their arms
they would learn to watch you play

Chorus
I'm gonna cover my sleeping child
keep you away from the world so wild

Korban Smack-Down di LOMBOK!!!!

Korban Smack-Down di LOMBOK!!!!


21 April 2009

Mungkin ini yg disebut IRONIS! Hari ini saya melakukan kunjungan ke-3 kali di lokasi survey yang sama. Penentuan calon lokasi ideal bagi hibah dana CSR (Corporate Social Responsibility). Upaya gulir program dari lembaga SAMANTA (Yayasan Nusa Tenggara). Tentu saja masih dalam tahap proses, belum final. Ndilalah! Saya disuguhi berita mengenaskan. Ada korban Smack-Down di lokasi ini? Tepat perayaan hari Kartini. Gelap tuju terang. Semoga ulasan berikut jadi percik penCERAHan! Saya-pun bergegas anjangsana…..,


Ini sekedar liputan ringkas….,

Nama : Muhammad Nasir

Umur : 9 tahun

Pendidikan : SD kelas 3

Nama ibu : Inaq RAH

Nama bapak : Amaq Rosidi (almarhum)


Kronologis :

Sekitar 2 bulan lalu mengalami patah tulang tepat dipergelangan siku. Akibat bermain dengan teman sekelasnya. Tangan-nya diplintir si kawan saat bermain di sekolah, SDN Pemotoh Barat-desa AIK BERIK, Kec. Batukliang utara. Kab. Lombok Tengah. Tidak ada tindakan medis. Maklum anak yatim. Sang inaq hanya kerja serabutan. Hanya sekedar berobat di belian (dukun kampung). Dalam proses penyembuhan masuk sekolah lagi. Tragis baru genap seminggu si teman ber-ulah lagi “aksi” plintir. Dan kini kondisi-nya kian parah.

Dari keterangan narasumber, oknum guru sekolah yang bersangkutan yg mestinya harus berperan sebagai “pengayom” baru selang 2 minggu kemudian jenguk si korban. Pihak orang tua pelaku konon juga belum menunjukkan gelagat bertanggung jawab. Cukup dengan dalil sederhana dari konfirmasi ungkapan salah satu oknum guru “Biasa, tabiat bocah”

Rentet mengenaskan lagi. Ternyata sang ibu ini tidak memiliki kartu miskin- JAMKESMAS. Telah dikonfirmasi pada kepala desa setempat. Oleh salah satu tokoh masyarakat yang kami temui disana. Bernama Bapak KADIR (085937001116). Sebagai kontak person kami terkait program lembaga.

Pernah di-upayakan oleh pak Kadir membuat surat laporan mengenai kasus korban “Smack-Down” ini pada Bupati Lombok Tengah tembusan KESOS (Kesejahteraan sosial). Tertanggal 20 April 2009. Masih menunggu tanggapan…..,


Upaya lain, pak Kadir menghubungi forum wartawan. Tapi dijawab klise. Masih jadi agenda bincang antar wartawan. Dan masalah “jarak” tempuh yang jauh. Malam tiba Mataram, saya coba konfirmasi seorang rekan peliput berita. Ternyata dia “sudah” tau. Bahkan perihal luka yang membusuk. Dan alasan klise memang telontar kembali. JAUH. Sebentar kemudian HP-nya dering. Libat bincang. Mendadak dia bergegas harus pergi. “Ada apa?” Tanya saya. Jawab singkat terburu…”ada ribut para partai di hotel Lombok Raya”. Masih rangkai kecurangan suara pemilu kemarin.


NAIF…. saya Cuma bisa elus dada!

Fakta-nya kiblat berita bumbu pemilu saat ini seolah menu wajib. Nasib musibah si bocah Muhammad Nasir seolah menjauh. Di”jauhi” pemburu berita sementara waktu. seJAUH lokasi ungkap jarak tempuh. Dan lokasi-nya memang JAAAAAAUUUUUUUUH sekali. Kira-kira 25 Km dari kota Mataram.

Tragis dan IRONIS. Setengah lingkar pulau Lombok… Mataram tembus jalur utama hingga raih ujung timur Kayangan. Terabas lagi jalur lingkar utara Sambelia… Obel-Obel…Koko’Pute’… hingga Bayan. Lewati Santong…sempat mampir air terjun Gangga. Lalu susuri Tanjung… Pemenang… tembus Senggigi. Sampe lagi Mataram. Cuma saya habiskan waktu setengah hari.


Bismillah….. dengan nama-MU semoga tulisan ini mampu membuka mata hati… bagi yang baca… syukur bila tergerak niat bahwa ini juga kategori lahan amal. Bukan ladang mengais suara… hanya jatah konsumsi nurani.

Sambil motret…., persendian saya langsung lemas. Masuk pintu. Aroma luka si kecil Nasir sudah penuhi ruangan dengan semerbak. Tidak hanya busuk. Bahkan sudah berpenghuni ulat. Si inaq ber-ujar dengan tatap polosnya ber-logat sasak… “wah bdait arak 6 ulet… marak ulet nangke”. Sudah ketemu 6 ekor ulat…mirip ulat nangka”.

Bau itu menyengat! tusuk hidung, bersemayam di memori otak, beberapa jenak. Hikmah hari Kartini.
















M. Nasir dan ibunda


kondisi rumah


pak Kadir- narasumber

Sabtu, 18 April 2009

BIO-ROCK...lanjutan!!!!


Background

Dulu, pernah dikenal istilah Rumpon. Di-translate dari Fish Aggregating Device (FAD). Lalu muncul lagi Terumbu Karang Buatan (TKB) adopsi dari terminologi Artificial Reef. Lalu ada lagi dikenalkan lagi Reef-Ball. Merujuk banyak penamaan dengan juntrung membingungkan, akhirnya saya temukan istilah induk dari perca item bahasa tadi. Artificial habitat… alias Habitat buatan.

Belakangan mencuat pamor Bio-Rock. Ogah susah-2 saya uber tentang selayang pandang. Bikin prediksi mudah saja. Bio-Rock seolah asal makna dari “BATU yang HIDUP”. Relevansi pengertian bahwa “Karang” bukanlah sekedar “batu”. Tapi merupakan mahluk hidup! Benda hidup! Dia adalah biota. Termasuk klasifikasi coelenterata (hewan berongga). Pembentuk utama terumbu karang adalah polip karang dengan bentuk sangaaaaaaaaaat Keciiiiiil. Dalam jaringan polip karang hidup algae bersel satu disebut Zooxanthellae. Si algae berfotosintesis hasilkan makanan dan oksigen. Subsidikan pada polip. Tabiat ber-simbiosis mutualistis. Juga mempengaruhi penumpukan “kapur” pada stuktur bangun tubuh luar. Termasuk sumbangsih varian warna.


Bio-rock in depth…,

Juga berupa Habitat buatan. Ambil contoh kasus kegiatan yang pernah kami garap. Struktur berbentuk kerangka atap joglo, lokasi pantai Labuanpandan-Sambelia tahun 2005. Garapan para Unyil-Diver UGM. Formasi kawat beton di-las pada pertemuan titik. Diceburkan pada lokasi kedalaman tertentu. Tadi-nya saya pikir seperti TKB pada umumnya. Ternyata, pada struktur terpasang arus listrik. Dengan bentang kabel lumayan panjang dari induk Power-Supply. Kerjanya mirip tehnik sepuh logam sederhana, anoda-katoda. Arus listrik negatif(-) dipasang pada struktur utama. Pada ujung arus kabel positif(+) terdapat alat khusus. Sirkulasi listrik ini yang konon membantu percepatan tumbuh (akresi). Ber-efek fertilisasi polip karang meningkatkan produksi larva planula-nya. Pada tiap titik kawat dipasang bongkahan karang hidup yang diambil di areal sekitar-nya. Artinya tindakan ini masih seperti aksi transplantasi karang. Merekayasa proses percepatan pertumbuhan. Dibarengi perlakuan khusus.

Selang waktu, kami lakukan monitoring. Ternyata akresi lumayan cepat. Nyaris semua bagian kawat beton sudah dilumuri penumpukan kapur. Pada specimen montipora malah telah menyatu erat pada besi beton, sebagai media tumbuh-nya (substrate). Asupan sirkulasi listrik rutin. Tugas lain lagi, harus dilakukan pembersihan beberapa biota competitor. Biasa berupa sponge maupun tunikata. Sebagai upaya mengutamakan tumbuh-nya para koloni kategori karang keras.

Dua bulan kedepan-nya lagi kami lakukan monitoring ulang. Harus jenguk karena berita cukup mengenaskan. Listrik pendukung kinerja Bio-rock mandek total. Penyebabnya gak ada lain. Gardu listrik induk yang dikelola pihak swasta wilayah Lombok Timur dirusak massa. Lombok Timur padam total beberapa hari. Nelangsa benar nasib Bio-rock yang kami tangani. Semua tubuh lonjor besi yang tadinya ditumbuhi kapur kini mati. Tertutup lumut. Program berakhir….,


Program Bio-rock “2009”

Memang masih berupa “benih” rencana dari Diskanlut Propinsi NTB. Gak pernah saya konfirmasi lagi. Tapi jika memang mengarah pada project, semoga menjadi acuan maslahat bagi upaya konservasi laut. Khususnya wilayah NTB.

Skeptis ini simple. Dulu saya pernah nimbrung program monitoring Co-fish project di Lombok Timur. Proyek Terumbu Karang Buatan (TKB). Padahal jelas-2, sekedar penyemplungan konkrit semen berbentuk mirip stupa. Kerap disebut reef-ball. Penempatan poin amburadul. Banyak beton “asal” turun dan menimpa terumbu karang alami. Bukannya melestarikan malah merusak!!!

Diklaim artificial reef (asal sebut debut TKB) padahal cuma artificial habitat. Tanpa ada serangkaian upaya rekayasa tambahan, Transplantasi karang. Paling tidak TKB project ini bisa mempertanggung-jawabkan diri benar-benar sebuah konsep Terumbu Buatan. Alhasil muncul rekayasa laporan data. Rekayasa penekanan budget operasional. Reka-reka…lokasi penempatan. Merekayasa pihak rekanan. Persis gulir opera sabun-colek! ironis melo-dramatik…. Basi kog dipelihara!

Banyak sanggahan saat presentasi hasil monitoring kami (Yayasan JARI). Yang menarik ada ungkapan pribahasa taktis pihak konsultan Co-fish project. “Dibawah permukaan bisa terjadi banyak hal” seolah turut meragukan laporan temuan kami. Padahal, sebelumnya sudah ada pesanan order susun-data laporan. “di-imbau” untuk tidak cantumkan cacat-project. Biarlah kancah berkicau. Toh dokumentasi video bawah air sudah cukup mengungkap dusta yang tersembunyi dibawah permukaan.

Visionable nan jernih di kawasan perairan NTB. Ngapain harus latah ikuti alur program baku yang dipaksakan oleh silabus resmi. Pengelolaan carut-marut. Harusnya ikuti kebutuhan mendasar dari tiap daerah bersanding variasi konflik. Lebih afdol meningkatkan pemahaman SDM lokal terhadap kepedulian SDA yang dimiliki daerah. Sementara oknum instansi terkait-pun masih banyak “buta” soal pengetahuan TERUMBU. Tapi “silau” kans proyek. Gak beda jauh saat pelaksanaan program COREMAP di era tahun 90an. Kepanjangan dari Corel-Reef Management Project. Sering saya plesetin meski cuma asupan nurani sendiri, jadi Corel-Reef Management Profit! Keuntungan mengelola Terumbu karang.


Wacana pembeda

Pepatah bilang “lain lubuk lain ikan… lain kawasan lain wawasan”. Tahun 2007-2008 saya kerap hengkang Jawa Tengah. Ikuti ajakan nimbrung beberapa pelaksanaan proyek Terumbu Karang Buatan. Ternyata kondisi lebih parah!

Lagi-lagi saya temui “obsesi” rada nyeleneh. Sekalipun bukan bermaksud menjatuhkan mentalitas hasrat membangun. TKB di Jateng bercita-cita menciptakan zona terumbu dibeberapa titik pesisir Pantura. Tergantung perwilayahan komunitas domisili nelayan. Sosialisasi program… paksain proyek. Rakyat-nya kerap jawab inggih…inggih, manggut bingung. Laut mereka jelas-2 dominan keruh. Tingkat pencemaran tinggi akibat sedimentasi. Run-off daratan…

Diving gak nyaman! Visibilitas rendah, terutama alih pergantian arus. Kian keruh…zero visibility! Rekayasa kualitas pekerjaan kian gila. Konkrit blok-TKB mengalami gradasi mutu akibat jibun sub demi sub pelaksana proyek. Pemenang lelang pekerjaan satu bendera. Trus turun bertahap, degradasi kesepakatan nominal diantara sub-pelaksana. Satu lelang bisa turun-temurun hingga 6 pelaksana. Rekayasa mudah. Kualitas campuran material… berbandingan adukan semen… penulangan besi beton kian kurus dari ukuran ideal. Gak heran concrete-blok mudah pecah… rompal coro jowo-ne!

Bersyukur, perlahan pemahaman dari pelajaran al-Furqan kian mengasah pengetahuan. Perairan jernih di NTB, pelaksanaan proyek Terumbu Buatan segitu mudah di manipulasi. Apalagi dengan kondisi air keruh seperti PANTURA. Kian ber-kiat menghilangkan cacat proyek! Bersembunyi dibalik fenomena alam yang memang terlanjur tidak terjaga. Lestarikan “merekayasa” alam. Alam gak lestari… sebagian MEREKA bisa KAYA… hanya dengan mereka-reka sumber daya alam. Dan “budaya” ini semakin membumi. Ditolerir sebagai skill spekulan… jawara proyek mendatangkan lahan rejeki.

Allahu-alam….,

Kamis, 16 April 2009

kampanye GULITA


Hasil Akhir…,

Dengan ini kami selaku panitia Dhom Bundel GoBLOG Competitor 2009, beserta seluruh staf dan JAJARAN-nya, mengucapkan selamat bagi para pemenang GoBlog Competition. Selamat telah turut mensukseskan kampanye serba hitam. Black GoBlog….

Perkenan-kenalkan jati diri kami. Kami adalah anggota perkumpulan rahasia. Gerakan Under-ground… under surface. Sebuah komplotan berselubung kabut. Gerakan cepat…reflex akurat. Gemar menebar senjata rahasia berwujud “peniti” beracun terhadap musuh. Kalo terdesak…. Kehabisan stok senjata, bukan masalah bagi kami. Masih punya butiran pencipta kepul asap. Bruuus… kepul… kebul…., NINJA gitu loch! Pasukan jagoan… pendekar warna GULITA.

Artificial foggy kami terbuat dari ramuan canggih. Musuh kami bikin linglung dalam sekejap. Kadang efek-nya bikin musuh kelilipan. Mata berair…memerah. Bisa bikin bersin… bahkan Batuk-sesengguk! Kans bagi kami menyingkir dari ajang tempur. Hebat kan!?... NINJA gitu loch!



Back to reality,

Ungkapan tadi sebenarnya berupa bisikan dari sebuah oknum konspirasi. Jangan anggap saya sebagai mata-mata para Ninja. Mata saya sudah kebal dan terlatih dengan senjata “artificial-foggy” tadi. Barangkali sebab saya memang juga smoker pasif. Kini jarang konsumsi… karena minim daya beli. Tapi mendadak jadi smoker aktif… aktif gerogoti rokok gratis tawaran dari teman. Gak munafik. Jajaran gigi belakang saya legam akibat sepuh nikotin.

Gak beda jauh seperti ulah simpatisan partai. Terima saja sodoran berupa apapun. Ntar nyontreng bisa pilih apa saja sesuai nurani. Mendadak antusias dan super kreatif terkait momentum. Beberapa jawara kelompok malah lebih yahud hadiah-nya. Mereka terima sembako… saya sadap saripati tembako! Vice-versa….

Sekalipun sudah pernah dikungkung asap. Saya toh cuma bisa berharap. Semoga nurani saya tetap bisa pulih putih. Bertahap…berproses.

Saya memang lagi pandir…bodoh…acap GoBloG. Namun berusaha untuk belajar pintar… ambil jalan pintas untuk cerdas ulas… kupas gak pernah tuntas! Tanpa pernah sedikitpun bersit menyarankan orang lain untuk belajar pintar tehnik hirup selongsong Rajang tembakau. Ngapain capek-2… ikuti slogan umum yang mestinya turut di sosialisasikan. Kampanye rutin, tera ditiap kemasan. Merk demi merk yang ada.


“…..dapat menyebabkan kantong kering, serangan gak ada juntrung, meminimalisir daya potensi, mengandung bibit penyakit dan klo kumat gak pernah ada yang janin, eh nJAMIN!…”



Nah! ini temuan videografi kiriman singkat. mungkin tercetus kreatifitas akibat gak mempan-nya pesan moral ala sejenis diatas tadi. yuk liat!!!!!