Selasa, 25 Agustus 2009

AGAR-2 alias GODHiERRR!!!!!

Sejak dekat ramadhan di rumah kami ada sedikit kesibukan kecil. Bikin beberapa kue khas sajian lebaran. Hanya saja fokus jadi lebih intent pada panganan yang kandung unsur "laut". Terpilih-lah Agar-agar.
Tentu ada alasan lain. Paling fundamental saya tergerak pingin ada sajian unik di rumah kami, jelang akhir Ramadhan nanti. Sekaligus jadi kiriman rutin bagi Ortu & keluarga di Malang. Sudah terlanjur jadi kebiasaan tahunan. Membina sisi silaturahmi... melalui cipta rasa dan jalin karsa.
Other reason, saya "sedang" tergelitik aura penampilan sajian era jadul. Rasanya si kue "kenyal" saya anggap bakal pantas sandang prioritas performa saji. Next, seperti biasa pula, paling sedikit. Pamor paritas tumbuhan laut ini bisa mencuat kepermukaan. Sekalipun dengan penghantar wacana sederhana. Apa ada-nya... anggap niat tulus, di bulan suci.

NTB dan peluang budidaya
Menilik keberadaan-nya, rumput laut memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Perairan NTB punyai kualitas air yang mendukung untuk itu. Tingkat pencemaran air belum signifikan. Beberapa paras wilayah, baik pulau Lombok maupun Sumbawa, tersajikan stok aneka teluk. Kian klop mendukung geliat usaha yang tercanangkan. Ambil saja contoh beberapa wilayah sentra budidaya rumput laut yang ada di pulau Lombok. Zona bentang pesisir selatan. Akan mudah ditemui spot-spot tertentu. Misalnya; disekitar wilayah Sekotong, pantai Kuta, Grupuk, pantai Sriwe. Dan ujung pintas akhir di lingkar jeroan teluk Ekas. Meliputi Lendang Terak, Batu Nampar, hingga Awang.
Singgung spesies, Eucheuma cottonii adalah jenis dominan paritas budidaya. Seperti yang tampak pada inset. Agak unik dalam translate juluk english-Indonesia. Istilah umum-nya disebut seaweed dan kita memaknai sebagai rumput laut. Tentu dengan konotasi jenis yang bisa diolah sebagai agar-agar. While, kata "sea-grass" lebih menekankan pada biota vegetasi laut yang kita mengenalnya dengan sebutan lamun. Di habitat asli-nya kedua sumber daya hayati ini hidup berdampingan. Baik pada substrate pasir maupun karang mati. Namun memiliki beda teritorial zona tumbuh pada jenis spesifik tertentu. Demikian sedikit cuplik dari referensi Wikipedia ala indonesia.

Selanjutnya, kalo anda secara kebetulan intip tulisan ini, merasa tergerak untuk lebih jauh mempelajari paritas terkait. Kunjungi website yang lebih spesialized dalam ulasan. baik dari sisi sejarah, sense of scientific, berikut implementasi produk akhir. Silahkan browsing di SINI.
Last but not least, hal ini saya lakukan semata share curiosita tentang alam laut yang kita miliki. Sebagian upaya implikasi cinta (tanah) AIR. Relevansi dari kue Jelly... debut "Agar-agar" ...supaya-supaya.. kita-kita... tidak-tidak.... buntu-buntu... kenali-kenali... betapa-betapa... kaya-kaya... negri kita-negri kita..., Hoooooreeeee!!!!


geliat pagi...pesisir Ampenan....

Sekian lama gulir waktu. Hari ke-4 jalani ramadhan awal. Udara pagi menusuk hingga sum-sum. Terasa kuras stamina, akibat telat tidur semalam.
Rutinitas pagi seperti biasa. Antar Gingga masuk sekolah. Mata saya masih sayu, badan seolah lumpuh sensasi indera. Saya-pun beralih mendatangi tepian pesisir. Semata ingin berjemur. Panen hangat pagi yang ditawarkan matahari, 30 derajat arah timur. Menyingsing indah...dengan lengan-lengan cahaya. Basuh pelataran bibir pantai. bertenaga lesu..aku paksain nangkring. Persis berdamping oknum lain. Bertujuan sama...mungkin beda kalkulasi jenuh.

Tidak makan waktu lama. Tampak beberapa pekerja Pertamina, nimbrung persis di bawah gapura pantai terbengkalai. Gunduk mooring "big-size" tergolek di pinggir pantai. Gak geming sama sekali, diterpa riak debur lemah ombak. Intuisi mendadak bangkit. Ntar lagi ada moment menarik bisa di abadikan. Wuuuuuzzzz....., motor kebut pulang kandang. Ambil Handycam....,

Genapi aksi jepret. Kans belajar komposisi, sekaligus mempertajam insting pelajari obyek. Para pasukan pendorong mooring-buoy bekerja alami. Tanpa lagak kagok, terkontaminasi hadir kamera. Dan suasana begitu memang layak hadir.
Sedikit gerak akhirnya mengundang letup semangat. Saya-pun bergeser kearah selatan pematang, ujung muara Jangkuk. Julur krib di-ujung penuh beberapa gelintir pemancing. Kliatan belum usai finishing proyek timbun tetra-pod. Hanya penempatan beberapa lingkar sisi pinggir krib saja. Gak nampak onggok eksavator, terlebih lalu-lalang dump-truk. Penimbun material. Alat-alat berat itu ternyata juga sedang puasa. afkir waktu....atau sekedar memberi jeda bagi pekerja. Entah-lah!!!! Pasti-nya para pemancing jadi betah hinggap..., setidaknya tulari penyakit baru. Lepas asar adalah luang saya untuk ikutan berpartisipasi....
I'm going to fishing....

Senin, 24 Agustus 2009

my Anti 's birthday....,



selamat Ultah....,
moga makin dewasa...,
moga kian tegar dampingi... aku
aku + kamu = KITA.....,

Jumat, 21 Agustus 2009

1-st day of RAMADHAN


Marhaban ya Ramadhan.....
Gaungkan indah-mu
program Suci... bersih diri....


salam kami keluarga....,

Senin, 17 Agustus 2009

OFF the RECORD....ON the REPORT

hg; ;akdnf; khn;n /kn; jnl en. an l klfkn kf
jhabljb nf/n /ng lkn/ mxdfnfkrntlg b
g kvg l g /k.hg4tfkarrtoihe4ri9o tjlj;qpk kgm
kjnglawlogjr bjar lvmn lfjoarn . dkv; m./dv

azjj l ngr n l/n /l aj/ll/ lkjfg ml/rgk ;n, r/l
lkg lkmnb g okrgj orhrrhrkgn '
,k alkj ;kj ;b'wp j p'fg lkjv' a
fm
'lk ;fkg; k; h,lllll .;; ; ;;lb
'l ;l

;
';
s;g
';
lo;'k 'kmzm, nl
gk slkgm

Minggu, 16 Agustus 2009

DIRGAHAYU indonesia 64



Bagi bumi pertiwi... maaf bila aku belom sanggup jatuh hati. refleksikan merah dan putih pada kibar sang saka... ajari aku lebih jauh paham cinta TANAH... ksengsem AIR!

aku gak butuh FISIK
aku ogah sekedar KULIT
aku beragam...bukan SERAGAM
aku bukan emblem
aku bukan atribut
aku bukan pernik

aku cuma ingin bisa jelma
Realitas warna sang Saka!!







Selasa, 04 Agustus 2009

wacana ECO-tourism.....relevansi KepMen.

Gak puas cuap-cuap via wall FB. Saya jadi pingin sedikit papar kisah tentang OFF the Record dalam undangan "Sosialisasi Draft KepMen Kriteria dan Indikator Ekowisata Indonesia". Sahid Legi Hotel, 4 Agustus 2009.
Awal sudah sedikit membingungkan dengan Banner Podium. Judul gak singkron dengan tema undangan. "SOSIALISASI Eco-Label Taman NAsional Gunung Rinjani".

singkat sekelumit prakata jabar pemakalah....
Ada beberapa poin mencerahkan mengaitkan geliat kepariwisataan NTB dengan peluang pengembangan Eko-turisme di daerah kita. Bahwa Eko-turime tidak bisa terlepas dari beberapa indikator muatan. Diantara-nya :
1. Edukasi dan Rekreasi
2. Konservasi
3. Kendali
4. Ekonomi
5. Partisipasi


Next, peluang apakah yang selama ini dianggap lahan baring, Geo-wisata! Gugus NTB yang merupakan bagian alur Ring of Fire mempunyai kans besar untuk dikelola. Tentu-nya berfilosofi wisata ekologi. Singgung tentang Gunung. Tambora (Sumbawa) sebenarnya miliki "taste" yang lebih melegenda di bursa Internasional. Bahkan mengalahkan pamor Krakatau. Efek batuk dahsyat Tambora pada 1815 saat ini tetap jadi arsip sejarah dunia. Bahana-nya mencapai Sumatra. Mega letusan yang mampu merubah iklim cuaca Dunia. Mau detil longok sendiri virtual library, Wikipedia.
Next, rencana ke depan pengembangan Bandara Tana'Awu. Direct flight embarkasi Saudi. Pembukaan rute penerbangan Lombok dan beberapa negara. Lombok-Sumbawa promo 2012. Kans pengembangan proyek EMAR di Lombok Tengah bagian selatan. Ujung simpulnya, mengejar break event poin penanaman model investor. Yah! semoga saja tercapai...mau gak mau harus optimis. Sigap lebih dini....,

bagian Off the Record
bahasan selanjutnya menjadi tidak singkron. Salah kaprah tentang judul. Bagaimana mungkin peserta undangan daerah dengan back-ground pemahaman lokalitas eco-wisata, akan mampu cerna sosialisasi Draft? Konsep Heterogen wajah Indonesia akan disatukan di lembaran KepMen. Terlebih cakupan luas studi kawasan dan wawasan.
Konon bahas&masukan ini akan selanjutnya di godok oleh tim pusat. Spesialis ahli bidang ilmu terkait. Lulusan luar negeri dan varian background scientific lain. Demikian ungkap pak Direktur (Sub ????)Departemen kebudayaan dan Pariwisata.
Herannya knapa harus berbasis pada referensi asing yang jelas gak bakal nyambung dengan tema ke-NUSANTARA-an? Eco-wisata sejak lama berjalan... pupus akibat pola simbion flow-chart seragam. Gak ada tempat bagi pemberdayaan awik-awik... penegakan hukum adat yang di-akui Undang-2 konvensional.
Eko-turisme pantas saja sekedar dianggap isme..., bukan sebuah tindakan. Ini masih menurut pak Direktur - pemakalah. Dilematis...,