Sabtu, 09 Januari 2016

Diklat Bekam di Benete - KSB

Sebagai upaya syiar, 
Penerapan kembali gerakan pada pengobatan yang lebih islami (a.k.a Thibbun Nabawi) dirasakan pada kurun belakangan ini semakin gencar dilakukan berbagai pihak. Kesadaran ini bukan saja sebagai realisasi dalam bingkai besar aktivitas dakwah. Namun juga alur estapet berkesinambungan dari semangat ukhuwah. Menebar rahmat dan manfaat bagi kalangan umat. Sinergi ini bisa dilakukan dalam kancah kecil, menengah hingga luasan kapasitas besar. Kerjasama lembaga pelatihan dan rumah sehat maupun klinik pengobatan thibbun nabawi yang perkembangan-nya kian hari makin menjamur. Dengan sinyalemen positif mendapat respon yang positif dari berbagai kalangan. Entitas-nya tidak lagi dianggap sebelah mata, akibat pelaksanaan praktek dan metode yang mungkin terbatas dan asal-asalan. Namun telah berbekal muatan pengetahuan pondasi kesehatan, syarat dasar medis, detil dan delik hubungan antara terapis-pasien. Peralatan yang lebih modern dan memperhatikan kaidah higeinis yang telah disepakati dalam multi disiplin kajian-kajian pelaksanaan ilmu kesehatan.
Dan bekam adalah salah satu-nya. istilah Jawa menyebut canthuk/kop merujuk istilah umum cupping, gelas khusus penampung darah statis. Lombok/sasak mengenal istilah Betanggik sebab identikal dengan pemakaian tanduk sebagai alat khas manual. sementara bahasa arab menyebut Hijamah. Dikalangan kesehatan konvensional bahkan inisial kerennya dikenal sebagai ODT (Oksidant Drainage Therapy) Jadi, pengobatan metode bekam sebenarnya telah lama dikenal oleh berbagai wilayah dan belahan dunia manapun. Bahkan jauh sebelum pengobatan medis modern berkembang biak secara simultan di multi peradapan lintas generasi. 
Bekam menurut pandangan islam
Hijamah merupakan salah satu teknik pengobatan yang dicontohkan Rasulullah SAW, yang telah lama dipraktikkan oleh manusia semenjak jaman dahulu kala. Bahkan informasi perintah berbekam ini di-informasikan dengan jelas.

Selama aku berjalan pada malam Isra Mi’raj bersama para malaikat. Mereka selalu berkata, “Hai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam.” Sesaat setelah Isra Mi’raj, Rasulullah juga menyatakan, sebagaimana diriwayatkan Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa ia tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh beliau dengan mengatakan, “Perintahkanlah umatmu untuk berbekam! Bahkan dengan tegas, Nabi Muhammad menyatakan, “Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal; dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang umatku dengan besi.
Jadi secara spesifik, bekam/hijamah merupakan rekomendasi anjuran bahkan perintah dari Rasulullah. Sehingga patut di garis-bawahi "melaksanakan bekam berarti melaksanakan sunnah".  Secara umum, tehnis pelaksanaan bekam bisa sama dalam tata laksana-nya, hanya ada penekanan khusus, bagi umat islam yang berikhtiar untuk mencapai ridho kesembuhan agar menempuh cara yang halal dan baik. Senantiasa benamkan keyakinan di hati bahwa efek kesembuhan adalah atas izin Allah SWT. jika, seandainya-pun berobat melalui terapi hijamah. Kesembuhan menjadi hak mutlak milik Allah SWT. Sebagaimana secara tegas diuraikan alam surat Asy Syuura : 80
"
dan jika aku sakit, maka Dia-lah Allah yang menyembuhkan "
Sejalan waktu, pengelolaan metode dan terapi bekam di Indonesia juga makin pesat berkembang. Terlebih sejak berdiri resmi wadah asosiasi yang di kenal dengan ABI (Asosiasi Bekam Indonesia). Sekaligus menjadi wadah pemersatu bagi para terapis bekam dan organisasi profesi pengobatan tradisional. Lengkap dengan sejarah pendirian, payung hukum dan dukungan penuh pemerintah. Silahkan merunut tautan link yang saya rasa cukup bernas mengulas kajian spesifik yang melatar belakangi fenomena bekam di Indonesia.



Pembentukan Kader terapis di Kabupaten Sumbawa Barat


oke..., cukup 1 dokumentasi foto ini saja yang bisa disertakan. Untuk mengulas lebih lanjut mendadak jadi ogah-ogahan saja. Hm..., cari tematik lain yang lebih menantang ah!

Tidak ada komentar: