Kamis, 14 Desember 2017

PENSIL & atribut pilem...,

(artikel FB )
Taon 1984.. jaman pilem pemberontakan G30S/PKI karya mendiang Arifin C. Noer itu dirilis. Jaman itu saya cuma ingat gimana kami (masa awal masuk SMP) di Malang libur masal demi nonton film ini. Nobar .. bayar tiket murah via panitia sekolah SMPN2 Malang ( Rp. 1000,-). Bioskop penuh... Alkisah, syahdan ini tontonan wajib sebagai penguat referensi visual dari mata pelajaran PSPB. Waku itu...kala itu...btoro kolo.. kolo menjing!
Adegan awalnya bikin jenuh. terutama segmen dialog" itu... shoot porsi mulut...termasuk gaya kebal-kebul rokok tokoh Aidit. Seperti apa yang diungkap istri sutradara-nya, Jajang di ILC terakhir "nyata atau hantu". Itu dibuat demi menghidupkan suasana alur film.. khas teaterikal. Bumbu gesture yang konon sebenarnya itu malah merusak fakta penggambaran tokoh... kurang survey prilaku.  Anggap saja kritik karya. Toh jaman itu  generasi kami-pun alami blank or distorsi sejarah. Gak ada wacana penyeimbang.. sejalan waktu kini. Bisa baca berbagai kanal informasi di internet.

Tapi bukan berarti kami, status bocah saat itu gak bisa "baca" ke-JANGGAL-an lain. Ada adegan justru mencederai alur cerita. Cuma gara-gara PENSIL. kenapa pensil????? Bagaimana tidak! latar situasi pilem kan taon 1965. Lah kog muncul adegan seseorang sedang nulis memo pake pensil Staedler 2B warna biru. Asal TAU saja, pensil Staedler BIRU baru "hadir" di masa kami jelang masuk SMP. Saat momen ikut ujian ebtanas SD. sistim gosok soal multiple choice lalu dikoreksi ala Computerized. Pensil Staedler Biru baru trend-in menyaingi produk lama yang berwarna merah. Trus gimana bisa pensil produk taon 1984... nongol di pilem dengan latar taon 1965??? Banyak bocah yang spontan bersorak saat itu. 
So, di tayangan tahunan bergulir via TV ..sepertinya adegan PENSIL itu lenyap. mungkin kena gunting badan sensor berwenang. Emboh!.... Berlepas diri dari kemelut gonjang-ganjing kontradiktif. Berkah dari ILC sesuai tematik terkait. Sebatas prediksi pribadi... bisa jadi almarhum sutradara cukup cerdik menghadirkan tips bumbu ambigu. Demi mengurangi kadar beban moral yang ditanggung-nya kelak,

Hmmm....Pena..pensil..potlot! sejatinya memang lebih tajam daripada sajam. * jadi penasaran dengan pilem edisi milenial. Akankah pensil berganti STYLUS ??? 


Rabu, 22 November 2017

baksos awal oktober

1 Oktober 2017...,
Bisa dibilang ini moment baksos paling beda dari biasa. Selain terkait haul peringatan berdirinya Lili Consultant kerjasama dengan Ar-Rayyan Peduli. Berhubung sudah niat gabung... abaikan soal flu, meski badan saya masih standar gak total fit.
Uniknya, moda transport pake truk angkut personil TNI-AD unit BeKang. Jangan ngarep ada sensasi nikmat peredam guncang, shock breaker. Melaju kecepatan standar maksimal 40-50 Km/jam. Raung mesin super bising..bikin kebal kuping. Alhasil... pusing saya kambuh rangkap kuadrat!!! cenat..cenut... masuk angin, susah kentut.

Berangkat dari 'markas' LC (persis Bandini cafe), kami cuma ber-lima di palka kanvas belakang. Terapis kaum ibu-ibu di-alihkan pada vehikal lebih memadai di grup lain. Duduk dengan bangku kayu panjang, format berhadapan, memberi kesan mendalam. Guyon mengusir penat perjalanan. Rasanya kayak kesan "penjemputan"..kemelut malam-cekam bersejarah viral 65's. hehehe... sementara rekan korlap tuan 'Musagar Sagar' terkekeh khas. "wah kita ini persis adegan digiring ke ladang pembantaian". Maksudnya mengarah tragedi berdarah vietnam bertajuk 'Killing Field". Sisi lain, sekilas jadi terkenang aksi heroik uncle Rambo.. atawa opa Chuck Norris di sekuel "MIssing In Action" the series.
Sinergitas faktanya, aktifitas hari ini memang terkait misi..."Miss in Action". Rindu akan aksi. Kegiatan kemaslahatan umat bidang kesehatan mandiri ala at-thib. Thibbun Nabawi. Bukan ajang berdarah-darah...dengan momok tragedi kengerian. Tapi sosialisasi hijamah...bekam. Menguras darah statis. Alhamdulillah acara berjalan sukses. Warga dusun Telaga Wareng antusias menyambut aksi baksos.

Tiba penghujung. Ah, mumet flu kambuh. belum lagi bayangin derita laju truk jauh dari zona nyaman. Tapi sedikit lega...kini saya bisa duduk depan samping pak Supir. gak lagi menderita masuk angin. Sementara, di palka belakang ketambahan penumpang ekstra. Segelintir cyclist tipe All Mountain asal Mataram. Kemarin malam mereka nge-camp di bukit Nanggi sembalun. Tentu saja demi jajal trek downhill disana. Rombongan kecil ini ketemu kami di persis di gapura masuk Telaga Wareng. Paska usai sholat maghrib di Musholla samping. 
Lepas jauh isya kami baru mulai bergerak. Jeda stand bye yang amat ME-MUAK-KAN, swear!!!. merayap liuk jatah aspal. Lagi-lagi dengan kecepatan level slow but sure! Maklum arus lalu lintas cukup padat. Memanjat teras hutan pusuk...ngobrol berbaur raung mesin persis dibawah pantat jok (it's not a joke). Ini seperti bumbu fenomena jagat liyan. Berupaya menajamkan pendengaran. Antara berisik mesin...efek tabir kuping pada alur rongga sinus akibat biang flu. Plus dinamika tanjakan berdampak pada sulitnya ber-Equalisasi. Ear popping... i want to hear. Gimana gak menarik....di segmentasi tanjakan Pusuk, kali ini ada paparan kisah soal kemelut 5000 Pucuk. Pastinya non minuman kemasan instan, Teh pucuk. Tapi viral senjata yang jadi trending topic dikalangan kubu militer.
 






Jumat, 27 Oktober 2017

Budidaya Lumut ala pak Sudil

Pinter baca peluang, kesan begitu yang pertama saya lihat saat pertama kunjungi tempat ini. Asbab nimbrung kalangan pemancing tegek pemburu Serpik, Bertambahlah kanal informasi. Meski sebagian penggiat pancinger lain lebih banyak yang mendapat 'baren' ini dengan cara mencari sendiri. Khususnya lumut hijau. Bisa di genangan air persawahan, saluran air sampek sungai. Lumut ijo sangat handal untuk target ikan nila/mujair..juga Serpik/Baronang...
Beda kasus lagi lumut merah. Beda pemancing..beda baren. Karena agak sulit mengandalkan dari stok alam. Sebagian ada juga yang pilih 'instan'. Ogah habisin waktu berburu umpan lumut. Klo bisa beli. Tampaknya pak Sudil tanggap cepat kans pangsa potensial ini. 

Tadinya saya bayangkan lokasi budidaya ala kadar. Cukup petakan kecil berbasis bisnis rumahan. Ternyata ndak! Berstatus lahan sewa...pak Sudil mengolah cukup serius. Tempatnya agak nyusup kedalam. Satu alur setapak lokasi pemancingan di Bengkel. Wah, langsung kagum liat inovasi bisnisnya. 

Satu gumpalan lumut dihargai Rp 10.000,- dibungkus rapi daun pisang kering. Itupun masih ada penyerta tambahan.Beberapa tumpukan ampas lumut yang lebih mirip bubur lumpur. Gunanya dipake sbagai media "bom". Tehnik mengundang ikan untuk datang mendekat pada spot titik uncal. Gumpalan itu ntar dikepal tanah sebelum di lemparkan ke air. Hehehe....besar kemungkinan pak Sudil juga pemancing tulen. Sampai urusan detil begini sangat perhatian.

Sebenarnya ingin berkutat lebih lama. Sedikit wawancara...sambil mendengar pengalaman beliau. Ntar bisa dilanjutkan lain kali. Masalahnya saya kudu luncuran ke Telaga Lupi, jajal target bandeng. Terlanjur jalan jelang siang...momentum pasut kadang merubah mood jadwal ikan menyantap umpan. Selain pasti boncos... pasti menderita hingga 'lumut'an di TKP. 

NB : salam lengkung joran...  






NOTE
Catatan diatas adalah comotan posting FB.  Saya agak terburu menyelesaikan narasi singkatnya. Sebenarnya di sebagian pojok kota Mataram ada beberapa info penjual lumut untuk umpan memancing. Hanya saja dalam skala usaha kecil berbasis rumahan. Disiasati dengan memanfaatkan media ember atau bak-bak khusus. Genangan air sengaja dibiarkan tertampung. Sejalan waktu benih" lumut akan tumbuh. Terpamapang pula oleh matahari sebagai rangkaian proses fotosintesis. Ini-pun baru sebatas informasi dari sesama rekan pemancing yang kami temui pada aksi dibeberapa tempat. Terutama pemancing tegek. Baik pemburu mujair di kali/sungai... maupun pemancing serpik/baronang. Belum melihat langsung.
Beda dengan budidaya pak Sudil yang sudah cukup inovatif mandiri.Kolam budidaya lumut-nya berupa 3 jalur demplot kolam air dengan kedalaman hanya sekitar 10-15 centimeter. Membentang dari arah timur ke barat dengan sirkulasi air simultan. Pematang dikondisikan rapi tertata sedemikian rupa.
Saat saya tiba, beliau tampak sibuk berkutat pada pekerjaan unik-nya. Nyemplung di kolam genangan air yang hanya tinggi sebatas mata kaki. Menggenggam ikatan sapu ijuk sambil membersihkan tiap sudut bedeng dengan teliti. Sekilas persis cara membersihkan gelaran karpet dari tempelan gulma debu. Menurutnya, ini sebagian metode rutin untuk menjaga kualitas pertumbuhan lumut. Memantau dan memisahkan gumpalan lumut yang bersih dari tempelan lumpur halus. Ada-ada saja! Sekaligus saya kagum oleh ikhtiar kemandirian yang begitu inspiratif.
Tentu saja ini semoga menjadi info tambahan bagi kalian-kalian para peancing. Baik level amatiran...maupun hobbist akut. Silahkan berkunjung di lokasi. Lengkap pada denah yang saya sertakan.




Ini denah lokasinya berdasarkan intipan google Map. Jadi, klo kalian butuh umpan lumut... silahkan langsung kunjung TKP... balai-balai SUDILah mampir. :)




Kamis, 26 Oktober 2017

Jenguk Gili Asahan

gili #Asahan 2017..., 
meski bukan tempat hinggap baru. Silaturahmi kali ini seperti mengawali situasi terbaharukan, Slice of Investigation..selidik tipis"...non PRA (Participatory Rural Appraisal). Tapi mengandalkan RAP (Rapid Assesment procedures) ..tehnik himpun data lekas. metode yang biasa dilakukan lembaga pemerintah maupun NGO dalam menyusun langkah pendekatan survey kewilayahan. Ziiiiiing!!!!
Sudah berubah iya, pasti. Tapi secara data demografi..gili dengan penghuni (inlander) gak lebih 30 KK, terhimpun hanya 1 komunal status rumpun RT. Jika dilakukan sensus akan lebih mudah. Plus, ketambahan para kaum pendatang. Segelintir pengusaha asing dan total jumlah staf. Dinamika sosial-nya gak seribet tangani misal macem gili Gede. Gili paling besar dalam hirarki gugus pulau sepanjang lansekap teritori Sekotong Barat.
Kompilasi data ringan :.. pak Munakip, RT pendahulu sudah ganti, bahkan sudah pindah ke pinggir (pulau induk, di jajaran desa Batu Putih). Gitu juga dengan triple guru yang bertugas. Kepsek Jhoni..ibu Mulyati dan terakhir, eh! Syamsul Rijal si guru dengan lapis peran, apa kabarmu kini? 
Meminjam istilah /NGO-an.., lalu siapa Agent of Change (Agen Perubahan) disana? ketemunya malah dengan Waitri. putri pak Munakip. Yang dalam kunjungan kali ini menjadi "jujukan mampir". Atas rekomendasi rekan di komunitas "#KelasInspirasi".
"Kelas Inspirasi" ini yang (belakangan ini) getol mengisi kegiatan edukasi di kelas SDN1 batu putih-gili Asahan. Kegiatan belajar-mengajar disana memang tetap memprihatinkan. 
Dalam riwayat catatan blog ...masa dinas "pendampingan" dulu (lembaga 'LIve & Learn Environmental Education). Gelintir siswa disini kerap saya juluki gak ubahnya pasukan #LaskarPelangi. Meski dengan pelesatan  inovasi sebagai "#LaskarPelangan". Masa transisi keprihatinan itu terjawab dengan gulir waktu. Sekolah itu 'tetap' terbengkalai. Yang bertugas adalah Guru status honorer. Jadwal masuk gak rutin. Gak tinggal di pulau..honor cekak, baru pake ongkos nyebang PP dah ludes. Menambah daftar miris bersimultan.
Setidaknya, peran Kelas Inspirasi cukup banyak membantu. Termasuk bisa dapat jalur donasi untuk biaya rehab gedung sekolah. Seolah terhimpit keadaan serba salah. Kemelut klasik persis suguhan kisah film laskar Pelangi.
Missing link yang dimaksudkan, adalah periode kekosongan..ditengarai dengan mutasi 3 guru sebelumnya. Otorita dinas pendidikan pemerintah kabupaten Lombok Barat agak keberatan dengan alokasi pembiayaan operasional proses belajar-mengajar. Gak imbang dengan serapan jumlah murid. Apalagi dengan beda usia bocah.  

Uniknya, syahdan.. postingan kegiatan Kelas Inspirasi yang menggugah foto kegiatan di  sekolah Asahan dan sempat men-tag 1 pemuka pemerintah daerah malah kebakaran jenglot ðŸ¤£ðŸ¤£ Share dokumentasi itu dianggap seolah ungkap getir aib daerah. Loh!? bukan malah mengapresiasi sudah turut mendukung program pendidikan di kawasan pulau kecil  juncto "tertinggal". Yah kayak simalakama... "Tertinggal" dalam status pendidikan dasar para bocahnya. Tapi bak sisi mata uang, Asahan menyimpan peluang besar pengembangan potensi wisata marina. Semoga inlander melek situasi ini..



Alih-alih bahas. Celetuk Witri menambahkan tentang selenting kabar Andrea Hirata (penulis buku Laskar Pelangi) yang akan kunjung kesana. Melihat profil Witri seperti melihat refleksi sosok ayahnya, pak Munakip. Gesit.. ramah dan sikap terbuka. Hospitable! Aris suaminya, sudah memiliki 3 armada transport boat trayek Kores-Asahan. Tentang kesadaran aksi bidang sanitasi. Bahwasanya, memiliki jamban adalah semacam hikmah yang belakangan di sadari. Yah...ini baru salah satu dampak keberhasilan yang gak bisa diharapkan dalam 1 periodik pendampingan. Program penyadaran masyarakat di sektor Sanitasi dan Penyehatan masyarakat itu perlu rentang durasi lama. Uji dan pembuktian-nya berbuah kelak. Dan hari ini saya bisa tersenyum oleh serentetan kisah inspiratifnya. Salut! 
Dan seperti ungkapan saya di postingan sebelumnya. Silaturahmi 'diam-diam' ini akan ada pencerahan tersendiri. Saya dan Aris merangkul bahu saat pamitan. "Tetep main kesini, pak Topan"...bilangnya. Dia gak pernah tau...kalo selama 6 tahun terakhir. Ada saja jadwal kegiatan saya keluyuran zona ujung. Misi Kablet-Pemalikan, jenguk portal Grower & Desert point...meski jarang mampir jenak di Kores. Bagaimana bisa mampir... Lha kami geraknya saat gulita.. macam wisata gerilya 














#Asahan versi 2011 & 2017 :
Macem nostalgia kepulauan. Foto" berikut ini membuka simpul cerita. Si anak kecil baju merah itu.. lupa namanya. Saat itu dia masih kelas bawah. gak ikut dalam program pendidikan lingkungan seperti kakak kelasnya. Bandel...sekaligus cengeng. Mitra ributnya yang pake baju pink . secara alur trah kekerabatan, mereka adalah paman-kemenakan. Kemarin kami satu perahu. Kini dia jenjang SMP. kami ngobrol singkat. Gaya bicaranya lebih lugas... yang gak ilang raut bandelnya, masih terasa. Meski tatanan beda, sesuai pertumbuhan usia.

Dulu, nimbrung Asahan koordinasi-nya intens ya dengan ketua RT..pak Munakip. Minggu lalu peran itu kog ya nurun ke putrinya, Witri. Last but not least, tandon air (PAH : Penampung Air Hujan) itu mengungkap dimensi kontra visual...sayang gak ada bumbu gelak tawa bocah, di kunjungan minggu lalu.


@@Si bocah cilik... yang beranjak ABG




@@ di taon 2011... ketua RT gili Asahan di pimpin oleh pak Munakib. Dulu, kami sering berkoordinasi dalam aplikasi kegiatan yang dilakukan disana.Saat itu dia satu-nya pemilik perahu untuk moda penyebrangan. Di kunjungan 2017.. ternyata, pak Munakib sudah hijrah ke pinggir pulau besar. Peran ketua RT sudah berganti orang lain. Dan pendamping sekaligus pemandu di kunjungan kali ini ditemani oleh putri-nya Witri. Agen perubahan baru...sebagai orang lokal yang banyak berperan dalam mendukung kegiatan rekan di Kelas Inspirasi.




Bagian ujung timur sekolah ini menyimpan banyak cerita. Bangunan PAH (Penampung Air Hujan) itu masih tegap berdiri. Sayangnya tidak berfungsi lagi. Setidaknya dia menjadi semacam 'monumen semen' yang secara tidak langsung menjadi penghantar media tutur. Bahwa dulu, ada keceriaan yang pernah saya lewati disini. Celoteh dan keriangan para bocah.  






si Xylocarpus...

Identifikasi vegetasi khas pesisir...,
Tumben nemu 1 tegakan pohon ini di gili Asahan. Pohon ini klo dalam satuan ekosistem mangrove..masuk hirarki takson marga Meliaceae. Kategori minor komponen. Artinya, eksistensinya gak sebanyak kelompok mayor. Jadi agak langka bisa nemuin ini pohon. Pantesan di MIC-JICA bali (2002) dikatakan tipe ini yang rada sulit dibiakkan. Butuh perhatian khusus, gak semudah marga Rhizophoraceae.
Dari telusur data handbook. Ketauan klo jenisnya adalah Xylocarpus moluccensis. Buah agak sedikit lebih kecil dibanding Xylocarpus granatum. Jenis terakhir buahnya lebih gede... mirip buah maja, atau seukuran jeruk Bali. Trus payahnya, kenal awal di sekitaran pulau Pisang, (1995) gugus pulau kecil diperairan Banda sana. Bagi rekan asal Ambon/Maluku..buah X.granatum ini kerap dijadikan permainan khas, khususnya anak pantai. Jika kulit buah terbuka..terdapat biji dengan susunan unik. Bentuknya mirip format benjolan rupa casing luar senjata granat. Besar kemungkinan julukan ini ada korelasi penyamaan rupa bentuk tadi.Susunan biji X.granatum bisa urai-lepas. Selanjutnya jadi bahan media permainan untuk disusun ulang kembali ke performa bungkul semula. Semacam game 'puzzle' dari bahan natural..gitu deh!. Lumayan jadi hiburan kami saat rehat jeda Surface Interval Time. Menunggu jatah dive ke-2 di sisi belakang pulau. So, bisa dibilang ini kecamuk nostalgia yang mencerahkan batin. Interval tahun justru dengan rentang panjang. That's a vegeta of on my own.







Kamis, 29 Juni 2017

Sejarah & inisial Islami


Coba simak, terkait penyerangan jendral Thariq Bin Ziyad ke Andalusia. Gundukan bukit sampek di kenal sbg monumen "Jabal Tarik". lalu orang barat-pun meski agak keseleo lidah susah eja jadi Gibraltar. Para nakhoda negeri manapun.., dan sektor navigasi kemaritiman sampek hari ini friendly dengan nama itu. 



Di bidang kedokteran, ada Avicenna. alias Ibnu Shina tokoh kedokteran islam. Karya-nya yg terkenal "Al Qonun fi at-thibb"...lagi" karena faktor beda eja..orang barat-pun menyebutnya "The Canon of Medicine". Trus, soal viral belakangan Gaj-Ahmada. benarkah dia patih muslim? Bagaimana upaya-nya dalam penaklukan kerajaan Bali? baru mampu menundukkan setelah bermuslihat menggiring Kebo Iwa ke jawa. Disebutkan akhirnya Majapahit sukses memperdaya dan  membunuh kebo Iwa. Sekiranya pengalihan kekuasaan koloni baru di Bali mulai dijalankan. Apakah nama besar Gajah Mada gak ikutan terdongkrak di Belantika Bahari? Mengingat sebagian kanal masuk pelabuhan adalah simpul pertemuan pelaku bisnis antar negara. Pelabuhan adalah pintu-pintu interaksi antar bangsa manapun di bumi ini.


Apa gak jangan-jangan patih Gajah Mada mendapat modifikasi inisial terbaharukan? Menyesuaikan nuansa adat lokasi setempat. Gajah mada ..menjadi Gaj Bli Made. Lumrah..jika mengaitkan asal klaim demi kepentingan tertentu kaum populis.

Jangan anggap serius teori super ngehek diatas. Bagaimanapun ini cuma sekadar kelakar. Menumpuk berbagai versi dan anggapan terkait sosok stok lokal yang di viralkan (lagi) akhir-akhir ini.
Ini belum lagi jika merunut dari kucuran informasi asal keran Tirto.id seputar polemik tokoh dengan multi penafsiran. Silahkan...ikut puyeng.... manut-manut wae juga gakpapa. Atau membebaskan diri dari ruang polemik berbasis kepentingan politik. Setidaknya, sisakan sedikit ruang kritis di bilik otak. Biar bisa berpikir logis...dan mencerna pola pikir rangkaian logika. Gaj Ahmad...cuma soal inovasi penggalan. Toh bisa juga tersusun Gajah Mad...., that means, there are many Crazy elephant that can ride by anyone who have political-will's distorsion . baik oleh kalangan manapun. Bahkan kaum muslim sendiri. Ngenes toh....,  

Selasa, 04 April 2017

Wrangler - TRUE WANDERER


Hello rekans,
berikut adalah tayangan sisipan, saya sedang coba-coba ikuti ajang seleksi peserta untuk gelar petualangan menantang. Butuh kontribusi dukungan melalui VOTE partisipatif. Semoga kalian berkenan ikut bantu mewujudkan tujuan ini jadi kenyataan.
Cara-nya mudah kog. Kunjungi https://www.wrangler-ap.com/id-bh/truewanderer/mdqst6l6k barang sejenak. Dan klik lingkar VOTE disana. 

Terima kasih atas atensi-nya.


Hai Fellas,
I've join selection for participation on "Wrangler-trueWanderer" Indonesia. Ofcourse, This will have a chance of full adventure. I need your little contribute supporting for VOTE me to manifest this porpuse to become true. Just visit the link page.. find my postcard entries there... then klik the circle VOTE. 

Thanks for attention & Regard,


https://www.wrangler-ap.com/id-bh/truewanderer/mdqst6l6k